YANG HIDUP DAN YANG MATI

“Perumpamaan orang yang berdzikir dan yang tidak berdzikir seumpama orang hidup dan orang mati ” H.R Bukhori.

Deg…rasanya saat membaca hadits ini. Sebuah ilustrasi yang mendasar membuat segar telinga dengannya mendengar. Ada perbedaan yang sangat, antara yang mati dan yang hidup. Yang mati ndak bisa bergerak. Yang mati hanya pasrah mengikuti arus yang menggerakkan. Yang mati hanya menunggu waktu tanpa mampu mengaturnya. Yang mati tidak menghasilkan prestasi ataupun terpikir olehnya tujuan yang tinggi. Sementara yang hidup begerak. Mengatur dan mengendalikan waktunya. Bahkan punya kekuatan melakukan tanpa harus menunggu bantuan. Waktunya menjadi banyak manfaat dan penuh barokah. Baru faham permasalahan, kenapa sulit kreatif dan efektif serta efisien hidup ini. Karena kurangnya berdzikir. Baik dzikir dengan membaca qur’an. Berdzikir dengan membaca doa di setiap pergantian aktifitas dan waktu2 utama. Berdzikir dengan menegakkan sholat. Ataupun berdzikir dengan dzikir itu sendiri yang lazim kita mengerti. Pantas saja kenapa Rasululloh begitu efektifnya, karena setiap malamnya rata2 5 jam berdzikir dalam sholat malamnya. Pantas aja kenapa dahulu para sahabat Rasul begitu barokah waktunya. Dan generasi teladan selanjutnya juga mengikuti keberkahannya. Karena mereka ahli dzikir disetiap malam dan siangnya. Sehingga dzikir itu bereaksi dalam setiap detik yang mereka miliki. Sadar bahwa potensi dan kemampuan adalah milikNya, sewajarnya dengan banyak mengingat dan menyebutNya, telah mengikat banyak energi dariNya. Sadar bahwa seluruh ayat2Nya mukjizat sepanjang hayat, dengan membacanya telah mengikat mukjizat disetiap saat.ย  Semoga kekuatan terpendam dalam dzikrulloh mampu kita hadirkan, untuk mengefektifkan setiap detik hidup yang menjadi amanahNya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *