RAKAAT BERAT RAKAAT DAHSYAT
Menekuni rakaat demi rakaat di sepertiga malam terakhir memang berat. Karena berlabel “amalan bukan biasa”, bahkan banyak yang menyebutnya “luar biasa nan istimewa”. Bertabur banyak hal dahsyat padanya, sekalipun banyak yang meragukan, terbukti dengan sedikitnya yang terpanggil mengamalkan. Momen kunjungan Alloh ke langit dunia. Kondisi terdekat secara Dzat antara Alloh dengan hamba. Seruan istemewa itu nyaring bunyinya ” wahai yang butuh kebaikan sambutlah Aku.. “. Yang butuh agamanya membaik. Rezekinya membaik. Sakit dan masalahnya membaik. Sampai pada problem hidup dan kesusahan hidupnya membaik, sambutlah Yang Maha Kuasa datang, mendekat dengan rahmatNya. Siapa yang berdoa akan di ijabah, siapa yang berhajat akan mendapat, dan siapa yang butuh ampunan akan di ampunkan. Seringnya terasa butuh bersimpuh kepada Alloh di moment sepertiga malam justru ketika sedang banyak masalah. Ketika masalah berlalu mudah, momen sepertiga malam pun terlupakan. Jangan heran jika kemudian dihidangkan selalu masalah untuk menjaga ibadah tetap istiqomah terjaga. Sekalipun beribadah tidak seharusnya menunggu disapa masalah. Mengajak tergerak istri menemani, atau suami mengimami dalam tahajud akan lebih mudah solusi terwujud. Mengajak tergerak anak untuk bertahajud membuat sepertiga malam semarak. Atau mengajak beberapa teman tergerak berkumpul untuk bertahajud membuat sepertiga malam lebih ringan terlaksana. Bukankah indah, pemandangan malam sepertiga terakhir dengan dengungan tilawah disetiap rumah ?. Dan bukankah hebat jika orang2 terdekat begitu lekat hanyut khusyu dalam ruku dan sujud meniti setiap rakaat ? Robb semoga ini menjadi nyata…