Maryam binti Imran lahir di Nashirah, Nazareth, Palestina dari rahim Hannah binti Faqudha, istri Ali Imran bin Matsan. Dia adalah satu-satunya perempuan yang namanya dijadikan surat dalam Al-Quran. Ibunya, Hannah merupakan adik dari istri Nabi Zakaria AS. Maka, Maryam adalah keponakan dari Nabi Zakaria AS dan pernah diasuh olehnya. Anak dari Nabi Zakaria AS pun adalah seorang nabi, yakni Nabi Yahya AS.
Maryam dilahirkan dalam keadaan yang ajaib karena Imran, ayahnya, meninggal sebelum kelahirannya. Ibunya, yang sedang hamil, telah berkomitmen untuk mengabdikan anaknya untuk beribadah di Baitul Maqdis. Namun, ketika melihat bayi perempuan yang lahir, Maryam, ia merasa kebingungan karena berharap anaknya akan menjadi seorang anak laki-laki yang akan mengabdi di Baitul Maqdis.
Maryam dibesarkan di Baitul Maqdis dan diberikan pendidikan yang baik dan suci oleh para penghuni Baitul Maqdis. Allah memberikan rezeki yang ajaib kepadanya di tempat tersebut.
Salah satu mukjizat besar yang terkait dengan Maryam adalah kelahiran Nabi Isa AS tanpa keterlibatan seorang ayah. Allah menciptakan Isa dari dirinya sendiri sebagai tanda kekuasaan-Nya yang besar, dan lahirlah seorang pemuda yang mulia dan saleh yang menjadi nabi, yakni Nabi Isa AS.
Dia juga termasuk dalam salah satu umat yang istimewa karena namanya mewakili segala sesuatu yang murni dan memegang posisi terhormat dalam Islam. Sehingga Allah SWT menjadikan Maryam sebagai nama salah satu surat yang ada dalam Al-Quran.
Allah SWT berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 42 yang artinya:
“Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang sesama dengan kamu).”
Maryam yang dikenal sebagai perempuan taat beribadah dan ketakwaan yang tidak diragukan lagi. Allah SWT menjadikannya ibu bagi Nabi Isa AS di mana Maryam mengandung tanpa seorang ayah. Namun, ditiupkan ruh langsung oleh Allah, seperti firman Allah SWT dalam QS. At-Tahrim ayat 12 yang artinya:
“Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.”
Namun, dalam sejarah, Maryam pernah mengasingkan diri karena merasa malu. Hal ini tertuang dalam Al-Quran surat Maryam ayat 23 yang artinya:
“Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan.”
Kita semua pasti tahu, bahwa hal-hal yang ditutupi pasti akan terkuak juga. Ketika kaumnya mendengar tentang kehamilan Maryam tanpa suami dan menikah, hinaan pun tak dapat dihindari. Alih-alih melakukan sesuatu yang buruk, Maryam menerima hinaan tersebut dengan perasaan tawakal.
Namun, Allah mempertahankan kehormatannya dan membuat Nabi Isa, sebagai bayi yang masih dalam buaian, berbicara untuk membela ibunya.
Mengetahui bahwa Maryam satu-satunya nama yang diabadikan dalam Alquran, berarti ini termasuk bahwa kisah keluarga Imran pun disebutkan dalam Al-Quran sebagai keluarga yang terpilih.
Allah SWT berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 33 yang artinya:
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat ”
Begitulah kisah seorang perempuan yang menjadi ibu dari Nabi Isa AS tanpa seorang suami dan satu-satunya yang kisahnya dan keluarga Imran diabadikan di dalam Al-Quran. Maryam disebutkan dalam Al-Qur’an dalam beberapa surah, termasuk Surah Ali Imran dan Surah Maryam, dengan penuh hormat sebagai wanita yang saleh dan teladan bagi umat manusia.
Maryam binti Imran dihormati dalam Islam karena kesucian, ketabahan, dan keimanan yang luar biasa. Kisah hidupnya memberikan inspirasi dan pelajaran bagi umat Islam tentang kekuatan iman, keteguhan dalam menghadapi ujian, dan pentingnya tunduk kepada kehendak Allah.